Nur Sandarmawan

  • Home
  • About Us
  • Software
  • Game
  • Education
Home » education » makalah » Makalah Surveilans

Monday, 4 May 2015

Makalah Surveilans

Sejarah Surveilans


Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut
Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan berkembang bersamaan  dengan ilmu kedokteran karena  kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi, mikrobiologi dan genetika.
Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok  individu. Oleh karena itu, selain membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin   lmu-ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi,  budaya dan statiska.   
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah  kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa  penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan  variolasi, Abad ke 5 SM muncul  Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjadi  karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II  disusul perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan  riset tentang  masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.

Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1.      Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2.      Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3.      Penularan penyakit
4.      Eksprimen pada manusia
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup  sekurang-kurangnya 3 elemen, yakni :

1.  Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

2.  Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

3.  Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
Sejarah singkat tentang beberapa para pakar epidemiologi yaitu:

1.  Hippocrates
Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani pasca-Socrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Hippocrates telah membebaskan hambatan filosofis cara berpikir orang-orang pada zaman itu yang bersifat spekulatif dan superstitif (tahayul) dalam memandang kejadian penyakit. Hippocrates memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit yang dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi antara host-agent-environment‘ (penjamu-agen-lingkungan). Dalam bukunya yang "On Airs, Waters and Places" (Tentang Udara, Air, dan Tempat, Tanah) yang diterjemahkan Francis Adam, Hipoccrates mengatakan, penyakit terjadi karena kontak dengan jazad hidup, dan berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang (Rocket, 1999; Bannis & Assocatiates, 2001; Grammaticos dan Diamantis, 2003; Saracci, 2010).

2.  John Graunt
John Graunt (1620-1674). Pada tahun 1603 di London sebuah laporan sistematis tentang kematian telah dimulai dan disebut dengan “Bills of Mortality”. Ini adalah suatu kontribusi besar untuk tetap melaporkan populasi dan memulai aspek epidemiologi yaitu statistic yang vital.
Menggunakan data dan informasi yang telah dia kumpulkan, Graunt menulis sebuah buku: Natural and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality. Dari the Bills of mortality Graunt memastikan informasi penting epidemiologi seperti: seseorang mempunyai kemunkinan yang lebih banyak untuk mati muda daripada mati tua, laki-laki lebih cepat mati daripada wanita, dll. Dia juga membagi mati dalam dua tipe yaitu; 1. akut dan 2.kronis.

3.  John Snow
John Snow, 1813-1858 Nama ahli anastesi ini sudah tidak asing dalam dunia kesehatan masyarakat sehubungan dengan upayanya yang sukses mengatasi kolera yang melanda London. Yang perlu dicatat disini, bahwa John Snow yang mengalisis masalah penyakit kolera mempergunakan pendekatan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis factor tempat, orang dan waktu. Dia dianggap the Father of Epidemiology.
Snow yang paling terkenal sebagai pelopor di bidang epidemiologi. Di bagian akhir karirnya, Dr Snow menyelenggarakan dua investigasi penting tentang kolera. Bagian karir epidemiologi Snow mempelajari perjangkitan kolera di SoHo district London di Broad Street Area. Akhir karirnya pada epidemiologi, Snow mempelajari epidemic, dimana dia membandingkan angka rata-rata kematian dari kolera dengan sumber air dari perusahaan air yang berbeda di London. Lambeth Water Company dan the Southwark and Vauxhal Water Company. Menyadari bahwa faktor umum di antara korban adalah penggunaan komunal tertentu pompa air. Snow langsung menanganinya dan akhirnya wabah kolera pun mereda.

4.  William Farr
Orang pertama menganalisa statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan. Ia juga yang mengemangkan beberapa metode penting dalam epidemiologi seperti definisi populasi metode penting dalam  epidemiologi seperti definisi populasi beresiko, populasi pembanding.
Tahun 1839-1880 seorang dokter bernama William Farr mendapat tugas sebagai Kepala Bagian Statistik pada General Register Office (Kantor Registrasi Umum) di Inggris dan Wales. William Farr yang merupakan kawan John Snow, adalah seorang ahli demografi, ilmuwan aktuarial, ahli statistik kedokteran, pembuat teori epidemi, reformis sosial, dan aktivis kemanusiaan. Farr memberikan dua buah kontribusi penting bagi epidemiologi, yaitu mengembangkan sistem surveilans kesehatan masyarakat, dan klasifikasi penyakit yang seragam. Dengan jabatan yang diembannya, selama 40 tahun Farr mengembangkan sistem pengumpulan data rutin statistik vital tentang jumlah dan penyebab kematian, dan menerapkan data tersebut untuk mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat, yang dewasa ini dikenal sebagai surveilans kesehatan masyarakat. Surveilans kesehatan masyarakat menurut definisi sekarang adalah ―pengumpulan, analisis dan interpretasi data (misalnya, tentang agen/ bahaya, faktor risiko, paparan, peristiwa kesehatan) secara terus-menerus dan sistematis, yang esensial untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi praktik kesehatan masyarakat, diintegrasikan dengan diseminasi data dengan tepat waktu kepada mereka yang bertanggungjawab dalam pencegahan dan pengendalian penyakit‖ (CDC, 2010).

5.  Robert Koch
Robert Koch adalah serorang ahli bakteriologi Jerman . Dia belajar di Göttingen di bawah bimbingan mentornya, Jacob Henle . Sebagai praktisi di pedalaman di Wollstein, Posen (kini Wolsztyn, Polandia), Koch mengabdikan sebagian besar waktunya untuk melakukan studi mikroskopis tentang bakteri. Koch tidak hanya menciptakan metode pewarnaan dengan pewarna anilin tetapi juga teknik kultur bakteri, suatu teknik standar mikrobiologi yang masih digunakan sampai sekarang. Koch menemukan bakteri dan mikroorganisme penyebab berbagai penyakit infeksi, meliputi antraks (1876), infeksi luka (1878), tuberkulosis (1882), konjunktivitis (1883), kolera (1884), dan beberapa lainnya (Encyclopedia, 2010; Wikipedia, 2010ccc).
Robert Koch adalah professor pada Universitas Berlin dari 1885 sampai 1891, menjabat Kepala Institut Penyakit Infeksi yang didirikannya, dari 1891 sampai 1904. Dalam rangka investigasi bakeriologis untuk pemerintah Inggris dan Jermaan, dia melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, India, Mesir, dan negara lain, melakukan aneka studi yang penting tentang penyakit sulit tidur, malaria, sampar (bubonic plague), dan penyakit lainnya. Untuk karyanya menemukan tes tuberkulin Koch menerima Hadian Nobel di bidang Fisiologi dan Kedokteran pada 1905 (Encyclopedia, 2010).
Pada 1890 Robert Koch dan Friedrich Loeffler pada 1884 merancang empat kriteria untuk menentukan hubungan kausal antara suatu mikroba kausal dan penyakit, disebut Postulat Koch. Koch menerapkan postulat itu untuk menentukan etiologi antraks, tuberkulosis, dan penyakit lainnya. Postulat ini masih digunakan dewasa ini untuk membantu menentukan apakah suatu penyakit yang baru ditemukan disebabkan oleh mikroorganisme (Encyclopedia, 2010; Wikipedia, 2010ccc).

6.  James Lind
Dia berhubungan dengan sejarah hubungan kekurangan vitamin c dengan Scurvy (Kekurangan Vitamin C). dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.
Pada tahun 1700 ada sebuah penelitian yang mengatakan hilangnya laki-laki dalam sebuah populasi lebuh banyak disebabkan oleh penyakit daripada perang. Seperti epidemiolog lainnya, Lind dalam tulisannya “A Treatise of the Scurvy in Three Part, Containing an Inquairy into the Nature, Cause and Cure of That Disease, Together with a Critical and Chronological View of What Has been Published on The Subject,”difokuskan pada penyakit di populasi. Di meneliti efek waktu, tempat, cuaca dan makanan pada penyebaran penyakit.
Lind sebagai seorang seorang peneliti dan ahli bedah, mencatat ketika dalam perjalan panjang di laut para pelaut menjadi sakit karena scurvy. Kontribusi dalam bidang epidemiologi yang disumbangkan Lind cukup banyak. Dia memerhatikan dengan kejadian penyakit di kelompok besar dari manusia. Lind tidak hanya berpartisipasi di identifikasi efek makanan pada penyakit, tetapi membuat observasi klinis, menggunakan design eksperimen, menanyakan tentang epidemiologi klasik, observasi perubahan populasi dan pengaruhnya pada penyakit, dan mempertimbangkan sumber penyebab, tempat, waktu dan musim.

7.  Lord Kelvin

8.  Kuhn Dan Frances Galton
Variabel Epidemiologi
Variabel epidemiologi tersebut dikelompokan menurut: orang (person), tempat (place) dan waktu (time)
1. Variabel Orang/ Person:
Meliputi: umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, etnik/suku, status perkawinan, besarnya keluarga, paritas
2. Variabel Templat/ Place:
Meliputi: alamat, RT, RW, dusun, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, pulau, negara. Kota, desa, pantai, pegunungan, hutan, rawa, Pasar, mal, jalan raya, stasiun, tempat wisata, hotel.
3. Variabel Waktu/Time:
Jam, hari, bulan, tahun, tanggal, Musim penghujan, kemarau, Terus menerus, berkala, insidentil, Musim buah, perayaan, upacara .
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Nursandarmawan
21:49

Artikel Menarik Lainnya:

Makalah Statistik
Makalah Statistik
Perbedaan Random Sampling dan Non R...
Perbedaan Random Sampling dan Non R...
Contoh Soal Basis Data
Contoh Soal Basis Data
Macam-macam Istilah Yang Digunakan ...
Macam-macam Istilah Yang Digunakan ...
Makalah surveilans
Makalah surveilans
Makalah kesehatan reproduksi remaja
Makalah kesehatan reproduksi remaja

1 komentar untuk "Makalah Surveilans"

  1. Unknown2 November 2016 at 02:38

    sejarah surveilans kesmas?

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Find Us :

Follow

Join This Site

Pilihan Bahasa :

Entri Populer

  • sabung ayam
  • Perbedaan Random Sampling dan Non Random Sampling
    Pengertian Random Sampling Dan Non Random Sampling Beserta Contohnya a.     Non Random Sampling -    Convinience Sampling adalah Mer...
  • Makalah surveilans
    Surveilans BAB I PENDAHULUAN    A.     Latar Belakang Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan te...
  • Macam-macam Istilah Yang Digunakan Dalam Olahraga Bola Basket
      Istilah- istilah Yang Digunakan Dalam Bola Basket Dribble membawa bola dengan cara memantulkan ke tanah Shot menembak ke ring d...
  • Pengertian surveilans menurut para ahli
    Ini beberapa pengertian surveilans menurut para ahli Menurut German (2001), surveilans kesehatan masyarakat (public health surve...
  • Pengertian K3 Menurut para ahli
    Pengertian Kesehatan, Keselamatan Dan Kesejahreraan (K3) Menurut Para Ahli : 1. Menurut Mangkunegara            Keselamatan dan k...
  • Makalah Pengenalan Internet
    Internet I.        Pokok Bahasan A.      Pengertian Internet B.      Web Browser C.      Alamat Internet dan Hyperlink ...
  • Makalah Surveilans
    Sejarah Surveilans Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya memp...
  • Crazy hack wifi - how to increase your internet speed with command prom...
  • Makalah Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penilaian Status Gizi
    FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENILAIAN GIZI BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gizi mempunyai peran besar dalam ...
Copyright 2015 (mawan) Nur Sandarmawan - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates