a. Non Random
Sampling
- Convinience
Sampling adalah Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai
sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal
orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah
accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample
(man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk
penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang
sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang
menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
- Contoh
: misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah
Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia
jumpai bukan orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan
seperti petugas kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota
Jakarta Selatan.
- Udgement
Sampling adalah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih
berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika
dijadikan sampel penelitiannya.
- Contoh
: misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu
proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi
merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai “information rich”.
- Quota
Sampling adalah teknik pengambilan sampling dalam bentu distratifikasikan
secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan
saja.
- Contoh
: Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% .
Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis
kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang
sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga
puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan
saja.
b. Random
Sampling
- Simple
Random Sample adalah suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini
dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau
bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel.
- Contoh:
misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya
adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP
itu dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu,
dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
- Stratified
Sample adalah suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub
populasi(strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian
tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap
stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling.
- Contoh:
misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu
kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif
terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka
sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah.
Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple random
sampling.
- Cluster
Sample adalah Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi
dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda
dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus
relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster
dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster.
Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling
- Contoh
: Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat sangat
luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara
random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu
kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2.
Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga
dilakukan secara random.
- Sistematic
Sample adalah teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi
yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara
pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada
peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi
yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
- Contoh
: Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal
“keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran
populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah.
Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara
sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
- Area Sampling adalah teknik sampling yang
dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya
tersebar di berbagai wilayah.
- Contoh
: Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat
penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan
sampel dengan area sampling sangat tepat.